RADARNALAR.SITE - Pembalap Tim Pertamina Enduro VR46, Fabio Di Giannantonio mengaku senang berada di tim Valentino Rossi, terutama ketika The Doctor –julukan Rossi– hadir langsung di garasi saat pekan balapan. Baginya, Rossi mampu menularkan aura positif yang berguna untuk balapan.
Terbukti, kehadiran Rossi di MotoGP Italia 2025 pada 20-22 Juni 2025 berhasil membuat Di Giannantonio finis podium. Rider berusia 26 tahun itu tepatnya meraih posisi ketiga pada balapan yang digelar di Sirkuit Mugello, Italia tersebut.
1. Keuntungan Berada di Tim Rossi
Dengan adanya sosok seperti Rossi di sisinya, Diggia –sapaan akrab Di Giannantonio– merasakan energi di sekitar sang Juara Dunia Grand Prix sembilan kali itu. Ia juga mengakui bahwa The Doctor memberinya nasihat dengan kekayaan pengalamannya di paddock.
Jadi, Di Giannantonio mengaku senang karena tetap mendapatkan perlakuan istimewa dari Rossi meski dirinya bukanlah jebolan akademi VR46 seperti rider-rider lain yang pernah memperkuat VR46 Racing.
“Energi itu ada di sekitar Vale. Itu (MotoGP Italia 2025) adalah akhir pekan yang istimewa. Bukan pesta sungguhan karena ia harus kembali ke rumah untuk bertemu bayi-bayinya! Sungguh istimewa memberinya balapan seperti ini,” ungkap Di Giannantonio, dikutip dari Crash, Rabu (9/7/2025).
“Juga karena, setiap kali ia datang, saya tidak tampil seperti yang saya inginkan. Akhirnya kami meraih podium bersama. Sekarang saya ingin terus melakukan ini, berpesta dengannya!” tambahnya.
“Itu bukan tekanan. Dia memberi saya banyak bantuan, saran, dan pengetahuan. Hal yang hebat tentang Vale adalah dia membuat segalanya mudah. Ketika dia memberi Anda mentalitas ini, segalanya menjadi jauh lebih mudah, lebih cepat, dan lebih jelas. Itu adalah bantuan yang sangat besar,” lanjut Di Giannantonio.
2. Merasa Aneh
Sebelumnya, Di Giannantonio mengaku merasa aneh karena memperkuat Pertamina Enduro VR46 padahal ia bukanlah pembalap jebolan Akademi VR46. Untungnya, Rossi dan seluruh kru tak mempersalahkan hal tersebut.
“Ya, itu benar. Saya bukan bagian dari Akademi. Saya tidak tahu pasti kenapa, mereka tidak pernah menghubungi, tidak ada kontak. Saya memang tidak pernah masuk ke dalam dinamika itu,” ujar Di Giannantonio, dilansir dari Motosan.
“Saya pikir Akademi melakukan pekerjaan luar biasa untuk pembalap-pembalapnya, tapi saya selalu berjalan di jalur saya sendiri. Saya merasa seperti outsider di MotoGP, kamu tahu? Tapi saya suka itu, karena saya punya kepribadian dan kisah saya sendiri. Saya suka membuat perbedaan dengan cara saya sendiri,” tutupnya.