WASHINGTON, 14 Sept (RadarNalar) – Diplomat teratas AS, Marco Rubio, bertolak ke Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara sekutu AS di Timur Tengah atas serangan udara Israel ke pemimpin Hamas di Qatar dan perluasan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Rubio menegaskan bahwa hubungan AS-Israel tidak akan berubah, tapi akan membahas bagaimana dampak serangan akan memengaruhi keinginan Presiden Donald Trump untuk membebaskan semua sandera yang ditahan Hamas, mengusir militan, dan mengakhiri perang di Gaza.
Lebih dari 64.000 jiwa telah tewas dalam kampanye Israel yang berlangsung hampir dua tahun di Gaza, menurut otoritas setempat, dan krisis kelaparan juga makin memburuk. Serangan terhadap Doha, kota di Qatar, dinilai sebagai eskalasi unilateral yang mendapat kecaman dari banyak negara Arab karena menggagalkan pembicaraan gencatan senjata dan usaha diplomasi.
Perjalanan Rubio juga terjadi menjelang pertemuan PBB di New York akhir bulan ini, dimana beberapa negara seperti Prancis dan Inggris diharapkan mengakui kedaulatan Palestina, langkah yang ditentang oleh Israel. Selain itu, ekspansi permukiman oleh pemerintahan Pimpinan Benjamin Netanyahu dipandang mengancam Perjanjian Abraham yang dimediasi AS dan UEA.