RADARNALAR.SITE – WASHINGTON, 11 Agustus (RadarNalar) – Presiden AS Donald Trump secara kontroversial mengambil alih kendali Departemen Kepolisian Metropolitan Washington, D.C. dan mengerahkan 800 pasukan Garda Nasional ke ibu kota, dengan alasan krisis “keamanan publik”—meski statistik menunjukkan penurunan kejahatan kekerasan ke level 30 tahun terendah.
Langkah ini dilakukan di bawah kewenangan Bagian 740 Undang-Undang Home Rule D.C., yang memungkinkan intervensi federal dalam keadaan darurat, meski dikritik karena melemahkan kontrol pemerintahan lokal.
Terry Cole dari DEA ditunjuk untuk memimpin operasi penegakan hukum federal ini, sebuah langkah yang mendapat sorotan soal keseimbangan kekuasaan antara pemerintah pusat dan lokal.
Persatuan polisi D.C. menyebut ini sebagai "solusi sementara penting", sementara oposisi dari tokoh-tokoh lokal menyebutnya bentuk militerisasi politik kota.
Menurut laporan Time, tindakan ini adalah bagian dari tren Trump dalam menggunakan kekuatan militer federal domestik, termasuk di Los Angeles dan selama protes tahun 2020, sebagai simbol dominasi negara.