RADARNALAR.SITE – TORONTO, 19 Agustus 2025 – Maskapai Air Canada dan serikat pekerja kru kabin akhirnya mengadakan pembicaraan pertama sejak pemogokan nasional dimulai pekan lalu. Pertemuan tersebut berlangsung pada Senin malam di Toronto dengan mediasi William Kaplan, setelah perselisihan kontrak kerja membuat ribuan penerbangan terganggu.
Tuntutan Serikat Pekerja
Serikat yang tergabung dalam Canadian Union of Public Employees (CUPE) menuntut kenaikan upah dan kompensasi atas pekerjaan yang tidak dibayar, termasuk waktu boarding dan tugas darat. Menurut CUPE, kondisi kerja saat ini tidak adil karena jam kerja nyata melebihi waktu yang dihitung resmi.
Tawaran Air Canada
Pihak manajemen Air Canada mengklaim telah menawarkan kenaikan kompensasi hingga 38 persen dalam empat tahun, namun perhitungan serikat menyebutkan kenaikan aktual hanya sekitar 17,2 persen. Perbedaan angka inilah yang menjadi salah satu pemicu utama kebuntuan negosiasi.
Status Hukum Pemogokan
Meski negosiasi kembali dibuka, pemogokan masih berlangsung. Badan Hubungan Industrial Kanada (CIRB) sebelumnya telah menyatakan aksi ini ilegal dan mengeluarkan perintah agar kru kabin kembali bekerja. Namun serikat pekerja menolak, bahkan menyatakan siap menghadapi risiko hukum demi mempertahankan hak negosiasi kolektif.
Dampak bagi Penumpang
Pemogokan yang kini memasuki hari ketiga telah mengganggu perjalanan lebih dari 130.000 penumpang per hari di tengah musim liburan puncak. Air Canada juga terpaksa menangguhkan panduan keuangan kuartal ketiga dan sepanjang tahun 2025, sementara harga saham perusahaan tercatat turun hampir 3 persen.
Reaksi Pemerintah
Menteri Ketenagakerjaan Kanada, Patty Hajdu, mengatakan pemerintah telah membuka penyelidikan terkait praktik kerja tanpa bayaran dan mendesak kedua pihak segera mencapai kesepakatan. Sementara itu, Perdana Menteri Mark Carney menekankan bahwa krisis ini harus segera diselesaikan mengingat dampaknya terhadap penumpang dan ekonomi nasional.
Sikap Publik dan Serikat
Sejumlah penumpang menyatakan frustrasi akibat pembatalan penerbangan, namun sebagian publik tetap mendukung tuntutan serikat untuk kondisi kerja yang lebih adil. Pemimpin serikat CUPE bahkan menegaskan lebih memilih masuk penjara daripada dipaksa mengakhiri pemogokan tanpa tercapai kesepakatan yang layak.