RADARNALAR.SITE – WASHINGTON, 20 Agustus 2025 (RadarNalar) – Amerika Serikat (AS) bersama NATO mulai merancang berbagai opsi jaminan keamanan untuk Ukraina sebagai bagian dari upaya mendorong proses perdamaian dengan Rusia. Langkah ini dinilai sebagai sinyal dukungan politik dan militer yang lebih kuat kepada Kyiv.
Rencana Keamanan Jangka Panjang
Menurut laporan, para perencana dari Washington dan markas NATO di Brussel tengah menyusun skema yang mencakup dukungan militer berkelanjutan, peningkatan pertahanan udara, serta kerja sama intelijen. Rencana ini bertujuan memberi Ukraina jaminan keamanan praktis tanpa harus menunggu proses panjang untuk menjadi anggota penuh NATO.
Peran Amerika Serikat
Pejabat AS menekankan bahwa jaminan keamanan yang disusun bukanlah pakta pertahanan penuh seperti Pasal 5 NATO, melainkan kombinasi bantuan militer, pelatihan, dan dukungan teknologi pertahanan. Gedung Putih menyebut rencana ini akan menegaskan komitmen AS dalam menjaga stabilitas Eropa Timur.
Implikasi bagi NATO
Bagi NATO, penyusunan jaminan keamanan bagi Ukraina dapat memperkuat peran aliansi dalam menghadapi agresi Rusia. Namun, beberapa negara anggota masih berhati-hati, khawatir langkah ini dapat memicu eskalasi lebih jauh dengan Moskow.
Respons Ukraina
Pemerintah Ukraina menyambut baik sinyal dukungan tersebut. Presiden Volodymyr Zelenskiy menekankan bahwa jaminan nyata dari Barat sangat dibutuhkan, terutama di tengah invasi Rusia yang masih berlangsung. Kyiv berharap jaminan ini bisa segera terealisasi untuk memperkuat pertahanan nasional.
Sikap Rusia
Sementara itu, Kremlin memperingatkan bahwa setiap bentuk jaminan keamanan dari AS maupun NATO kepada Ukraina hanya akan memperpanjang konflik. Moskow menilai inisiatif ini sebagai bentuk campur tangan langsung Barat yang bisa merusak peluang tercapainya gencatan senjata.
Analisis Pengamat
Sejumlah analis menilai, meski jaminan keamanan ini bukanlah keanggotaan penuh NATO, langkah tersebut tetap memiliki dampak strategis. Di satu sisi dapat memperkuat posisi Ukraina dalam negosiasi damai, namun di sisi lain berpotensi meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat.