RADARNALAR.SITE – WASHINGTON, 24 Agustus 2025 – Presiden Donald Trump kerap mengklaim bahwa kebijakannya berhasil menyelamatkan Intel, raksasa teknologi Amerika Serikat. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuhnya sesuai kenyataan.
Klaim Trump tentang Intel
Trump berulang kali menyebut bahwa program subsidi dan insentif yang diluncurkannya membantu kebangkitan industri semikonduktor AS. Ia bahkan mengaitkan pembangunan pabrik baru Intel dengan kebijakan ekonomi pro-industri yang dijalankannya.
Kondisi Intel yang Sebenarnya
Namun, analis industri menegaskan bahwa krisis Intel tidak sepenuhnya teratasi. Perusahaan masih menghadapi tantangan global, termasuk keterlambatan produksi chip generasi baru, persaingan ketat dengan TSMC dan Samsung, serta hilangnya pangsa pasar di sektor prosesor komputer.
Faktor yang Lebih Berpengaruh
Menurut pengamat, kebijakan Trump memang memberi dorongan awal berupa insentif fiskal, tetapi faktor utama dalam keberlangsungan Intel justru datang dari investasi swasta, dukungan CHIPS Act, serta peran pemerintah AS yang lebih luas di luar masa jabatan Trump.
Reaksi Pasar dan Investor
Meski ada klaim politik, saham Intel tetap berfluktuasi dan belum sepenuhnya kembali ke masa kejayaannya. Sejumlah investor menilai pemulihan Intel masih membutuhkan waktu panjang, dengan fokus pada riset teknologi baru dan restrukturisasi internal.
Analisis Pengamat
Pengamat ekonomi menilai klaim Trump terlalu berlebihan. “Menyelamatkan Intel bukanlah hasil kerja satu pemerintahan, melainkan kombinasi faktor pasar global, kebijakan industri jangka panjang, dan inovasi teknologi,” ujar salah satu analis.