RADARNALAR.SITE – WASHINGTON, 26 Agustus 2025 – Presiden Korea Selatan, Lee Jae-myung, berhasil menghindari apa yang disebut sebagai “momen Zelenskiy” saat menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan Donald Trump di Washington. Pertemuan ini berlangsung di tengah ketegangan geopolitik Asia Timur serta meningkatnya ekspektasi publik atas hubungan Seoul–Washington.
Latar Belakang Pertemuan
Pertemuan Lee dengan Trump digelar dalam suasana diplomatik yang sarat tekanan, di mana kedua pemimpin membahas isu keamanan regional, perdagangan, dan aliansi militer. Media setempat sempat berspekulasi bahwa Lee bisa menghadapi situasi mirip dengan Volodymyr Zelenskiy, yang kerap menjadi sorotan dalam hubungan dengan Amerika Serikat.
“Momen Zelenskiy” yang Dikhawatirkan
Istilah ini merujuk pada situasi diplomatik yang membuat seorang pemimpin negara tampak terlalu bergantung pada dukungan AS, sebagaimana pengalaman Presiden Ukraina Zelenskiy. Namun, Lee berhasil menjaga keseimbangan antara menekankan pentingnya dukungan keamanan dari Washington sekaligus menegaskan posisi independen Korea Selatan.
Fokus pada Aliansi Militer dan Keamanan
Dalam pertemuan itu, Trump menekankan pentingnya kontribusi Seoul dalam aliansi militer AS–Korsel, terutama menghadapi ancaman nuklir dari Korea Utara. Lee menanggapi dengan menyatakan bahwa hubungan strategis kedua negara harus didasarkan pada kesetaraan, bukan ketergantungan.
Reaksi Publik dan Media
Media Korea Selatan menilai strategi Lee cukup berhasil dalam menghindari jebakan diplomatik yang bisa melemahkan citranya di dalam negeri. Sementara di Amerika Serikat, analis politik menyebut langkah Lee sebagai “permainan diplomasi hati-hati” yang menjaga kepentingan nasional Korsel tanpa menyinggung Washington.
Analisis Pengamat
Pengamat hubungan internasional menilai sikap Lee menegaskan bahwa Seoul ingin memperkuat kemitraan dengan AS, tetapi tetap mempertahankan ruang otonomi dalam kebijakan luar negeri. Langkah ini dipandang penting untuk menghadapi tantangan geopolitik di Asia Timur, termasuk persaingan AS–China dan ancaman militer dari Pyongyang.