RADARNALAR.SITE – WASHINGTON, 27 Agustus 2025 – Kebijakan keras Presiden Donald Trump terhadap imigran kini disebut tidak hanya memicu kontroversi di publik, tetapi juga menimbulkan tekanan berat bagi para petugas Immigration and Customs Enforcement (ICE) yang menjalankan operasi di lapangan.
Kebijakan Pengetatan Imigrasi
Sejak awal masa kepresidenannya, Trump menjadikan isu imigrasi sebagai salah satu prioritas utama. Langkah terbaru berupa peningkatan operasi penangkapan dan deportasi di berbagai negara bagian menuntut ribuan agen ICE bekerja dalam intensitas tinggi dengan beban psikologis yang meningkat.
Dampak terhadap Petugas ICE
Laporan internal menyebutkan bahwa banyak petugas mengalami kelelahan mental dan fisik akibat operasi besar-besaran yang berlangsung tanpa jeda. Beberapa agen bahkan mengaku menghadapi dilema moral ketika harus menangkap keluarga imigran yang sudah lama tinggal di Amerika Serikat.
Reaksi Serikat Pekerja ICE
Serikat pekerja ICE telah menyampaikan kekhawatiran resmi, menekankan bahwa kebijakan yang terlalu agresif dapat merusak moral pasukan serta memperburuk hubungan antara agen dengan komunitas lokal. Mereka juga menuntut adanya evaluasi prosedur agar tidak membahayakan keselamatan petugas maupun warga sipil.
Kritik dari Kelompok Hak Asasi Manusia
Organisasi hak asasi manusia menilai kebijakan ini tidak hanya menekan petugas ICE, tetapi juga melanggar prinsip kemanusiaan. Mereka menyerukan penghentian praktik penahanan massal dan mendesak pemerintahan Trump untuk mencari solusi yang lebih manusiawi.
Respons Pemerintah Trump
Gedung Putih membela kebijakan tersebut dengan alasan menjaga keamanan nasional dan menegakkan supremasi hukum. Trump menegaskan bahwa operasi ICE merupakan langkah penting untuk menekan imigrasi ilegal dan melindungi masyarakat Amerika dari potensi ancaman kriminal.
Analisis Pengamat
Pengamat politik menilai situasi ini menunjukkan dilema besar dalam penegakan hukum imigrasi. Di satu sisi, pemerintah menuntut tindakan tegas, sementara di sisi lain, petugas di lapangan menghadapi tekanan psikologis yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kinerja dan integritas lembaga.