RADARNALAR.SITE – BEIJING, 2 September 2025 – Presiden China Xi Jinping menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dalam sebuah forum keamanan yang dinilai sebagai tantangan langsung terhadap pengaruh Barat. Pertemuan trilateral ini berlangsung di Beijing, dengan fokus pada kerja sama strategis, perdagangan, dan aliansi militer.
Pertemuan Tingkat Tinggi Tiga Negara
Menurut laporan Xinhua, ketiga pemimpin sepakat memperkuat koordinasi dalam menghadapi kebijakan sanksi dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Xi menyebut Putin dan Kim sebagai “sahabat lama”, menegaskan kedekatan diplomatik di tengah meningkatnya ketegangan global.
Fokus pada Aliansi Strategis
Putin menyoroti pentingnya kemitraan strategis Rusia–China, terutama dalam menghadapi tekanan ekonomi akibat sanksi terkait perang di Ukraina. Sementara itu, Kim Jong Un menekankan bahwa Korea Utara siap memperkuat hubungan militer dengan kedua negara, termasuk dalam bidang rudal balistik dan teknologi satelit.
Respon dari Barat
Pemerintah Washington menyebut pertemuan ini sebagai “blok otoriter baru” yang berusaha mengganggu tatanan global berbasis aturan. NATO melalui Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa kolaborasi trilateral bisa memperbesar risiko konflik di kawasan Indo-Pasifik.
Dampak terhadap Perang Ukraina
Analis dari Carnegie Endowment menilai bahwa dukungan China dan Korea Utara bisa memperpanjang perang Rusia–Ukraina, terutama jika bantuan logistik dan senjata mengalir lebih deras ke Moskow. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan ibu kota Eropa lainnya.
Perdagangan dan Ekonomi Alternatif
Pertemuan juga membahas pembentukan sistem pembayaran lintas negara yang bisa mengurangi ketergantungan pada dolar AS. China mendorong penggunaan yuan digital dalam perdagangan energi dan teknologi, sementara Rusia menawarkan jalur ekspor gas melalui jaringan pipa menuju Asia Timur.
Pandangan dari Kawasan Asia
Negara-negara di Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan menyatakan keprihatinan mendalam. Mereka khawatir kolaborasi Beijing–Moskow–Pyongyang dapat memperburuk situasi keamanan regional, khususnya terkait uji coba rudal Korea Utara di dekat Laut Jepang.
Simbol Perlawanan terhadap Barat
Para pengamat melihat pertemuan ini bukan sekadar diplomasi rutin, tetapi sebagai simbol aliansi yang berupaya menantang dominasi Barat. Laporan dari Reuters dan BBC menekankan bahwa momentum ini bisa menjadi cikal bakal blok geopolitik baru di abad ke-21.