WASHINGTON, 14 Sept (RadarNalar) – Setelah penembakan mematikan terhadap influencer sayap kanan Charlie Kirk, Partai Republik di AS memperingatkan publik: berkabunglah dengan hormat — atau hadapi konsekuensi.
Kirk, yang berusia 31 tahun dan dikenal lewat retorika hard-right serta gaya debatnya yang provokatif, menjadi pusat kontroversi ketika beberapa orang meremehkan atau bahkan merayakan kematiannya. Beberapa kritikus kini menghadapi pemecatan atau skorsing karena pernyataan mereka daring terkait insiden tersebut.
Tokoh-tokoh sayap kanan seperti Laura Loomer dan politisi seperti Clay Higgins menyerukan tindakan tegas terhadap mereka yang dianggap melecehkan Kirk, termasuk larangan seumur hidup di media sosial atau tuntutan hukum. Ada laporan bahwa seorang karyawan Nasdaq diberhentikan karena posting-nya mengenai Kirk.
Bagi beberapa pihak, respons itu dipandang sebagai kebangkitan kekerasan verbal dan pengekangan kebebasan berbicara, terutama ketika kritik dianggap sebagai “merayakan kematian.” Namun pendukung Kirk dan tokoh Partai Republik membela sikap mereka sebagai upaya melindungi martabat korban dan menegakkan norma sosial.